PEMANDUAN WISATA
( Tour Guiding )
Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada
pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang
bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di
restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton
pertunjukan, belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu
dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama-tama perlu kita
pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu.
Pramuwisata
(guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan
informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan
aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain mengunjungi objek
dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata
lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.
Penting
pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang menemani wisatawan
itu disebut sebagai pramuwisata, karena masih ada profesi lain yang
kegiatannya berhubungan dengan wisatawan, antara lain sebagai berikut :
Penterjemah (Interpreter)
Penerjemah
adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa tertentu ke dalam
bahasa yang dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya menyampaikan apa yang
disampaikan oleh orang lain atau menjelaskan percakapan dalam suatu
bahasa tertentu
Penerima Tamu (Hostess)
Penerima
tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di bandara,
pelabuhan laut, stasiun atau terminal serta hotel atau memberikan ucapan
selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke tempat asal atau
melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya, antara lain memberi
ucapan selamat datang dengan mengalungkan rangkaian bunga, membantu tamu
pada saat pemeriksaan keimigrasian dan bea cukai, menghubungkan atau
memperkenalkan tamu dengan orang-orang tertentu.
Pengawal atau Pendamping (Escortist)
Pengawal
adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan dalam berbagai
aktivitas, seperti tur, belanja, pertemuan, termasuk kegiatan-kegiatan
yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan Escortist lebih luas
dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi sejenis lainnya.
Penggolongan Pramuwisata
Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai berikut:
Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.

- Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya
- Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour
- Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain
- Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik transfer maupun tour
- Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.
Berdasarkan Status
- Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pagawai tetap perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan
- Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah pramuwisata yang bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan kegiatannya sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang membutuhkannya
- Member of Guide Association: Member of guide association adalah pramuwisata yang berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut
- Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas ,objek, gedung, atau suatu wilayah tertentu
- Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.
Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu
- Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang khusus memandu wisatawan individu
- Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan rombongan
- Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan nusantara/ domestik
- Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan mancanegara
Peranan Pramuwisata
Pramuwisata
adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka
mewujudkan harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan
bagaikan seorang bocah kecil di tengah hiruk pikuknya pasar. Ia tidak
tahu harus melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan untuk mendapatkan
apa yang diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani,
mengarahkan, membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah
ketidaktahuannya itu. Wajarlah jika wisatawan mempercayakan aktivitasnya
kepada Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka
jadilah Pramuwisata itu sebagai teman perjalan bagi wisatawan. Sebagai
teman yang baik maka akan sangat ironi jika seorang pramuwisata
memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail keuntungan untuk diri
sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli wisatawan,
memaksa untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.
Dalam
skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya
duta daerah tempat ia melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh
pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan karakter masyarakat
setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan
dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat
hingga kembali ke tempat asal. Mengingat hal tersebut, maka seorang
pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan benar dan baik
menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya, dan
lain sebagainya.
Persyaratan Pramuwisata
Pramuwisata
adalah seseorang yang memegang peranan penting dalam kegiatan tur
maupun transfer. Ia menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang
mempekerjakannya, bahkan daerah atau negara tempat ia bekerja. Untuk
itulah, ia harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat mengemban
amanat yang demikian berat secara profesional. Persyaratan tersebut
menyangkut hal-hal yang bersifat fisik maupun psikis.

- Syarat fisik/Penampilan Pramuwisata: Pakaian dalam pengertian ini mengandung makna yang luas, tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan sebagainya akan tetapi keseluruhan yang tampak dari luar diri seseorang itu. Secara manusiawi kesan seseorang terhadap orang lain pertama-tama biasanya dipengaruhi oleh penampilan orang yang dihadapi tersebut. Sebagai petugas yang pertama kali berhubungan dengan wisatawan saat penyelenggaraan tur, maka pramuwisata harus dapat berpenampilan secara maksimal, karena apa yang ditampilkan pertama kali itu akan berdampak terhadap kesan wisatawan selanjutnya
- Syarat Psikis/Kepribadian Pramuwisata: Secara teori yang dimaksud dengan kepribadian adalah integritas psiko-fisik sebagai resultan dari hereditas, lingkungan dan kematangan yang bersifat unik dan dinamis serta berbeda satu dengan yang lainnya. Jelasnya, kepribadian lahir karena perpaduan tiga faktor, yakni keturunan, lingkungan atau pergaulan, dan waktu atau kematangan. Ketiga unsur ini saling berkaitan dalam membentuk satu wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka setiap orang memiliki kepribadiannya masing-masing.
Menurut
ilmu jiwa, kepribadian seseorang dapat berkembang karena dua hal, yaitu
bakat dan didikan. Kepribadian karena faktor bakat sulit untuk diubah
atau diciptakan, akan tetapi kepribadian itu dapat pula dikembangkan
melalui proses pendidikan. Agar dapat mengembangkan kepribadian yang
menarik maka seseorang pramuwisata hendaknya menampilkan sifat-sifat: (
penuh perhatian, ketajaman daya ingatan, pandai bergaul, periang, jujur
dan dapat dipercaya, penuh inisiatif, humoris, suka menolong, empati,
pemimpin yang baik)
Kode Etik Pramuwisata
Kode
etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah
Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor
07/MUNAS.I/X/1988, meliputi hal-hal sebagai berikut:


- Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara bangsa, dan kebudayaan
- Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan)
- Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia
- Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi
- Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek
- Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem politik sosial negara asal wisatawan
- Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya
- Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya
- Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan
- Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali
Hubungan Pramuwisata dengan Perusahaan dan Organisasi Terkait
Pramuwisata
dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah tur atau transfer sebab ia
adalah seseorang yang harus dapat memompa dan menghidupkan suasana
sehingga wisatawan benar-benar dapat memperolah pengalaman menarik
sebagimana diharapkan. Oleh karenanya Pramuwisata harus memahami organ
atau komponen lain yang dapat membentuk pengalaman-pengalamanitu. Untuk
itulah penting baginya menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan
serta organisasi terkait dengan tujuan, antara lain sebagai berikut
- Mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang kompeten
- Mengetahui perkembangan terkini atas informasi yang disampaikan
- Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan dan organisasi terkait
Hubungan
yang baik tersebut pada akhirnya akan bermuara pada efektifitas dan
efisiensi rencana pemanduan yang dibuat serta tercapainya pemanduan yang
berkualiatas. Adapun perusahaan dan organisasi yang erat kaitannya
dengan kegiatan Pramuwisata antara lain adalah: (perusahaan perjalanan,
Himpunan Pramuwisata Indonesia/HPI, Association of Indonesian Travel
Agencies/ASITA, objek dan atarksi wisata, toko cinderamata, Hotel dan
Restaurant, Perusahaan transportasi, Pemerintah).
Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata
Agar
dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang pramuwisata
harus membekali dirinya dengan pengetahuan yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas dalam kegiatan tersebut.
Secara
umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata meliputi
pengetahuan tentang diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan
pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan.
Sumber Informasi
Informasi
yang dibutuhkan oleh pramuwisata haruslah digali dari sumber-sumber
yang benar-benar relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang
didapat benar-benar berkualitas dan memberikan manfaata sebagaimana
diharapkan, sumber informasi bagi pramuwisata antara lain adalah:
(pengalaman pribadi, penyedia fasilitas, kantor pemerintah,
organisasi/asosiasi, perpustakaan, media massa).
Pembaruan Informasi
Salah
satu ciri informasi yang berkualitas adalah Up to date atau terkini
yang mengandung makna bahwa informasi tersebut merupakan kondisi yang
paling akhir dari apa yang diinformasikan. Untuk mendapatkan informasi
terkini pramuwisata harus senantiasa memperbaharuinya dengan selalu
mengikuti perkembangannya melalui sarana-sarana yang tersedia.
Beberapa
informasi yang sering mengalami perubahan dan perlu mendapat perhatian
utama untuk dilakukan pembaharuan antara lain kurs mata uang, tanggal,
waktu, data, statistik, temperatur udara, kondisi politik, dan
lain-lain.
Sarana yang dapat dipergunakan untuk memperbaharui informasi, antara lain sebagai berikut:

- Mengikuti seminar, kursus singkat, pelatihan-pelatihan, talk show
- Membaca, baik dalam bentuk buku panduan, artikel, majalah dan surat kabar, brosur, maupun media cetak yang lain
- Mengunjungi situs internet
- Melibatkan diri dalam kegiatan organisasi profesi
- Mengunjungi pameran-pameran
- Mengunjungi dan mendengarkan informasi dari personel perusahaan perjalanan, hotel, restoran, transportasi, objek dan atraksi wisata maupun juga wisatawan
Teknik Berbicara:
Berbicara
bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat
dari cara penyampaiannya maka bahasa yang digunakan dalam berbicara
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bahasa Lisan:
Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya. Informasi
disampaikan melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga
merupakan seni, yang menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan
untuk menikmati informasi yang disampaikan. Unsur-unsur yang harus
dikuasai agar dapat berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah:
(kosa kata, tata bahasa dan teknik suara)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:
- Berbicara pada waktu yang tepat
- Tunjukan kesan ramah selama berbicara
- Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan sebagai materi pemanduan
- Bersikap dengan baik selama berbicara
- Padukan bahasa lisan dengan bahasa tubuh secara harmonis
2. Bahasa Tubuh:
Menurut keterangan para ahli bahwa dalam ketrampilan berkomunikasi apa
yang kita katakan pentingnya hanyalah 7%, bagaimana kita mengatakan 38%
dan bahasa tubuh pentingnya adalah 55% (Peter Thomson,1997:57). Hal ini
dapat dipahami karena pada umumnya pendengar lebih percaya terhadap apa
yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar, dan bahasa tubuh
adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima.
Unsur-unsur bahasa tubuh meliputi : (penampilan, gerakan tubuh, ekspresi
wajah dan kontak mata)
Pelayanan Transfer
Transfer
adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain.
Tempat-tempat yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal
maupun hotel. Dilihat dari asal dan tujuan perpindahan tersebut maka
transfer dapat dibedakan menjadi:



- Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari tempat kedatangan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan melakukan check in di suatu hotel
- Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari hotel ke tempat keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk kembali ke tempat asal atau melanjutkan perjalanan ketempat lain
- Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel yang satu ke hotel yang lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan tamu sendiri atau keinginan pihak hotel
- Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota lain. Adakalanya dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan kegiatan tur.
Pelayanan Tour
Tour
atau wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatant
ersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk
menikmati objek dan daya tarik wisata. (Undang-undang Nomor 9 thn 1990,
tentang Kepariwisataan).
Tur
yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam disebut ekskursi,
sedangkan yang lebih dari 24 jam diistilahkan dengan wisata paket.
Wisata paket pada dasarnya adalah rangkaian dari beberapa eksekursi.
Rincian tugas yang harus dilakukan pramuwisata sebelum tur dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Teliti guide order, terutama tentang nama wisatawan atau rombongan, jumlah, nama hotel dan nomor kamar, pesawat dan nomer penerbangan, perkiraan waktu keberangkatan
- Hubungi pengemudi dan cek kesiapan kendaraan
- Siapkan uang yang diperlukan untuk keperluan tour
- Pastikan segala perlengkapan telah siap sebelum berangkat
- Perkirakan waktu berangkat yang sesuai dengan EDT sehingga tidak terjadi keterlambatan
Pelaporan
Setelah
semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus
melaporkan seluruh kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang
memberinya tugas pemanduan. Laporan ini akan bermanfaat baik bagi
pramuwisata sendiri maupun bagi perusahaan perjalanan yang
mempekerjakannya. Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar
untuk menuntut hak atas pekerjaan yang telah dilakukan serta alat
evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan,
laporan ini bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata serta
untuk mengindikasi hal-hal penting sebagai masukan untuk
penyelenggaraan tur yang lebih baik di masa yang akan datang. Ada dua
hal yang perlu dilaporkan oleh pramuwisata yaitu laporan kegiatan dan
laporan keuangan.
Penanganan masalah
Itinerary
yang telah disusun sebelum tut dilaksanakan adalah sebuah rencana yang
diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang disebutkan
didalamnya, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya penyimpangan atas
program tersebut.
Penyimpanan
dapat terjadi karena kondisi yang berada di luar jangkauan manusia
seperti banjir, kerusuhan massa. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan
tur tidak dapat dilaksanakan sebagaimana direncanakan. Penyimpangan
dapat pula terjadi karena unsur kesengajaan baik oleh wisatawan sendiri
maupun oleh pramuwisata.
Adapun cara menangani masalah tersebut adalah sebagai berikut:
- Apabila penyimpangan terjadi karena kondisi di luar jangkauan manusia maka pramuwisata harus merundingkan kondisi yang terjadi dengan wisatawan atau tour leader serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan
- Apabila penyimpangan terjadi karena unsur kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta kompensasi atas penyimpangan. Jika hal tersebut atas permintaan wisatawan maka tidak merupakan keharusan bagi pramuwisata untuk memberikan kompensasi atas penyimpangan yang dilakukan.
Hal
penting yang perlu diingat oleh pramuwisata bahwa untuk setiap
keputusan alternatif yang diambil dalam menyelesaikan penyimpangan
pelayanan harus didukung dengan bukti tertulis yang disetujui oleh
bersama antara pramuwisata dan wisatawan
Kehilangan:
Kehilangan
dapat berupa kehilangan barang maupun kehilangan peserta wisatawan.
Kehilangan barang dapat berupa barang bawaan, paspor, uang, tiket
perjalanan. Kehilangan dapat terjadi di airport, terminal atau
pelabuhan, hotel, atau di tempat-tempat lain.
Bentuk
bantuan yang diberikan oleh pramuwisata tergantung dari tempat kejadian
kehilangan. Kehilangan yang terjadi di airport menuntut pramuwisata
lebih aktif memberikan bantuan pencarian dibandingkan dengan
kehilangandi hotel karena hotel telah memiliki prosedur sendiri atas
kasus kehilangan.
Kecelakaan:
Apabila dalam perjalanan terjadi kecelakaan maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh pramuwisata, antara lain:
- Memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami luka ringan
- Mengantarkan wisatawan ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
- Memberikan keterangan yang diperlukan oleh pihak kepolisian atas kejadian kecalakaan tersebut.
Dalam
hal ini sudah barang tentu diperlukan biaya untuk penyelesaikan
pengobatan di puskesmas atau ke rumah sakit, sehingga pramuwisata harus
mengkomunikasikannya kepada perusahaan yang mempekerjakannya untuk
penyelesaian lebih lanjut
Sakit atau Meninggal
Bagi
wisatawan yang menderita penyakit tertentu maka sebelum tour
berlangsung diinformasikan untuk membawa obat pribadi yang diperlukan
selama tour. Akan tetapi pramuwisata harus menyiapkan obat-obat tertentu
untuk memberikan pertolongan sementara jika wisatawan mengalami sakit
di perjalanan. Obat-obatan yang dapat dibawa antara lain: paracetamol,
aspirin, anti alergi dan lain-lain.
Seandainya wisatawan sakit di perjalanan maka:
- Tanyakan apakah yang bersangkutan membawa atau harus minim obat tertentu untuk meredakan sakitnya
- Berikan pertolongan pertama semampunya
- Jika perlu berikan obat-obatan yang dapat dikonsumsi secara umum untuk sakit tertentu misalnya influensa, panas, alergi
- Apabila sakitnya tidak dapat ditangani maka rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
- Laporkan ke perusahaan
Apabila
sakitnya terjadi di hotel, maka pihak hotel akan menanganinya dengan
memberikan pertolongan pertama, memanggil dokter atau apabila parah maka
hotel akan merujuknya ke rumah sakit.
Jika wisatawan meninggal maka:
- Buat peserta lain agar tidak panik
- Panggil ambulance dan kirim ke rumah sakit. Jika memanggil ambulance tidak mungkin maka gunakan kendaraan tur
- Rundingkan dengan wisatawan atau tur leader untuk kegiatan berikutnya, dilanjutkan atau tidak
- Laporkan ke perusahaan.
Keluhan Wisatawan
Keluhan
wisatawan tidak terbatas pada pelaksanaan panduan seorang pramuwisata,
aka tetapi menyangkut kesuluruhan fasilitas dan pelayanan yang didapat
selama melakukan tur dan pramuwisata harus dapat menanganinya secara
profesional.
Untuk
dapat menangani keluhan secara profesional, maka harus diketahui
terlebih dahulu jenis keluhan tersebut. Pada dasarnya keluhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
- Keluhan Sejati: Adalah keluhan yang timbul karena kondisi fasilitas dan pelayanan berdasarkan standar umum tidak memuaskan arau tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya
- Keluhan biasa: Adalah keluhan yang timbul karena pengaruh cara pandang wisatawan terhadap fasilitas atau pelayanan yang diterima. Dalam hal ini antara wisatawan yang satu dengan yang lain mungkin saja berbeda penilaiannya terhadap fasilitas atau pelayanan yang sama.
Apapun
jenis keluhannya, pramuwisata harus dapat menangani secara arif dan
bijaksana dengan menggunakan prinsip-prinsip: (mendengarkan, memahami,
meneliti, menangani, minta maaf)
Setiap
keluhan yang terjadi seharusnya dilaporkan secara tertulis kepada
perusahaan yang akan bermanfaat bagi perbaikan pelayanan dan
mengantisipasi munculnya keluhan yang sama di masa yang akan datang.
Secara sedarhana laporan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan blanko
pada contoh berikut
Menjadi
seorang pramuwisata yang profesional bukanlah hal yang mudah, namun
tidaklah mustahil untuk dilakukan. Profesionalisme itu merupakan
akumulasi dari semua unsur yang seharusnya dimiliki oleh seorang
pramuwisata. Unsur itu berupa modal dasar yang ada dalam dirinya sendiri
yang dapat membangkitkan semangat untuk tangap terhadap lingkungan di
luar dirinya, yaitu wisatawan dan kegiatan yang dilakukan.AKOMODASI PARWISATA
A. Pengertian Akomodasi
Yang
dimaksud dengan akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa
pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan
minum serta jasa lainnya.
B. Jenis – jenis Akomodasi
Agar
dapat membandingkan hotel dengan jenis akomodasi yang lain, dalam
bahasan berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai pengertian –
pengertian dari jenis – jenis akomodasi sebagai berikut:
1. 1. HOTEL
Hotel
adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagain atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan
minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersil.
2. 2. Motel
Ada beberapa pengertian tentang motel, yaitu:
a. Bangunan
yang terletak di luar pusat kota dan daerah sekat high way (jalan
raya), biasanya pada bangunan itu disediakan penginapan dalam bentuk
apartemen dan dapat untuk tempat tinggal kurang dari 24 jam, apartemen
itu memiliki pintu masuk tersendiri dan satu garasi atau tempat parkir
mobil.
b. Gabungan dari dua kata, yakni motor dan hotel, yaitu hotel yang menyedikan fasilitas khusus, yakni kendaraan bermotor.
c. Motor
hotel, yaitu sejenis akomodasi yang biasanya terdapat di anatra dua
kota besar, tempat para pengendara mobil dapat beristirahat sesudah
perjalanan jauh dan baru meneruskan perjalanannya pada keesokan harinya;
mobil pemilik dapat diparkir dekat kamar.
3. 3. Gust House
Sejenis
akomodasi yang dapat dimiliki oleh suatu perusahaan atau instansi yang
diperuntukkan bagi para tamu yang menginap dan mendapatkan pelayanan
makan dan minum. Dalam pengertian aslinya, guest house merupakan
akomodasi yang mempunyai fasilitas sederhana. Termasuk dalam jenis ini,
di Indonesia dikenal dengan nama Pondok Wisata.
4. 
4. Youth Hostel
Adalah
bangunan bagi para pejalan muda, penaik sepeda, dan sebagainya dapat
tinggal dan makan atau menyediakan makanannya sendiri dengan murah.
5. 5. Apart
emen
a. Apartement
Bangunan
yang menyediakan jasa akomodasi jangka lama untuk sejumlah orang dalam
unit tersendiri dengan suatu dapir dan ruang tunggal atau ruang makan.
b. Apartement Hotel
Bangunan bercorak hotel yang terdiri dari beberapa apartement yang tidak menyediakan jasa catering (pelayanan).

6. 6. Sanotarium
Tempat
peristirahatan atau petirahan yang menyediakan penginapan dan hidangan
makanan diet bagi warga wisatawan – wisatawan yang menderita penyakit
tertentu.

7. 7. Pension
a. Rumah penginapan
b. Bentuk
lain dari akomodasi bagi wisatawan, baisanya juga disediakan penginapan
dan makanan pagi dengan biaya yang murah, terutama di Eropa.
c. Bisa
juga dikatakan sebagai hotel kecil yan g menyediakan makan pagi tamu
dengan tariff terterntu. Perlengakpannya diatur menurut tingkat dan
kepentingan tamu. Usaha penginapan dengan makan dalam bentuk kecil ini
biasanya hanya menempati satu atau dua lantai suatu bangunan bertingkat.
Akomodasi bentuk ini menyediakan ruangan umum.

8. 8. Bungalow
Sejenis
akomodasi yang berbentuk rumah, berlokasi di daerah pegunungan yang
disewakan untuk keluarga sebagai tempat peristirahatan pada waktu
liburan. Penginapan dan jasa – jasa lain (tanpa catering) untuk sejumlah
orang pada waktu yang bersamaan.

9. 9. Ryokan
Penginapan
ala Jepang yang khas menurut adat istiadat negeri tersebut.
Perlengkapan serta pelayanannya disesuaikan benar – benar dengan tata
cara kehidupan Jepang, seperti upacara minum the, duduk bersimpuh atau
bersila di lantai, mengenakan kimono, dan sebagainya.

10 10. Mess
Sejenis
akomodasi yang dibangun dan disediakan sebagai tempat tinggal bagi
karyawan, pegawai, atau anggota suatu instansi dalam suatu kelompok
tertentu (bujangan, perwira, trainee). Dalam pengertian lain, mess
adalah penginapan dengan atau tanpa makan, disediakan bagi pejabat –
pejabat resmi dari salah satu instansi, jawatan atau perusahaan tertentu
dengan perhitungan pembayaran yang murah dan diatur tersendiri oleh
instansi, jawatan atau perusahaan yang bersangkutan sendiri.

11. Home stay
Suatu
jenis akomodasi yang berasal dari rumah – rumah rakyat yang telah
ditingkatkan fasilitas dan sarananya, sehingga memenuhi syarat – syarat
kesehatan, yang disewakan kepada wisatawan.

12. 12. Logement (Losmen)
Sejenis
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangungan rumah yang
menyediakan penginapan dengan/ tanpa makan – minum bagi setiap orang
yang datang untuk beristirahat sementara waktu.

13. 13. Inn
Suatu
tempat yang menyediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan
umum lainnya, disewakan kepada orang – orang yang singgah untuk
sementara waktu dengan jangka waktu menginap terbatas.

14. 14. Hospiz
Penginapan di pegunungan, terutama di daerah wilayah pegunungan Alpen, juga merupakan penginapan yang diselenggarakan.

15. 15. Rooming House
Suatu
bangunan atau bagian dari suatu bangunan tanpa perlengkapan ataupun
peralatan (,eubelair) yang disewakan untuk jangka waktu pendek kepada
lebih dari 2 orang penyewa yang bukan anggota keluarga pemilik bangunan
tersebut.
16. 16. Schutzhutte
Penginapan
– penginapan di daerah pegunungan Alpen, dipergunakan oleh wisatawan –
wisatawan untuk melindungi diri dari serangan angin rebut, topan dan
salju, terutama oleh para olahragawan ski dan pekerja – pekerja di
daerah pegunungan tersebut.
17. 17. Cottage
Sejenis
akomodasi yang berlokasi di sekitar pantai atau danau dengan bentuk
bangunan – bangunan terpisah, disewakan untuk keluarga, serta dilengkapi
dengan fasilitas rekreasi.
18. 18. Kurhotel atau Kurpension
Hotel
atai pension yang terletak di wilayah daerah wisata kesehatan yang
tunduk kepada ketentuan – ketentuan yang berlaku di daerah tujuan wisata
tersebut. Banyak diantaranya menyedikan pemandian yang mengandung
mineral dan pengobatan khusus menurut petunjuk – petunjuk dokter ahli.
Dalam hal ini termasuk pula kurhouse, tersendiri dari penginapan yang
tunsuk pada ketentuan – ketentuan pengobatan dan mempunyai fasilitas –
fasilitas untuk pesta – pesta, soire (aktivitas bersuka ria malam hari),
konser, kasino dan lain sebagainya, misalnya pemandian air panas di
Ciater dekat Bandung.
19. 19. Hostel atau asrama
Penginapan
yang digunakan oleh pemuda – pemuda dan pemudi – pemudi secara terpisah
sendiri – sendiri untuk waktu tertentu, yang juga menyediakan makanan
atas sewa dan harga semurah munghkin. Untuk pembangunan dan
pengurusannya, biasanya diserahkan kepada badan – badan yang dikelola
atas dasar untuk mencari untuk secara komersia; (non commercial).
20. 20. Minshuku
Penginapan
semacam losmen di daerah peisisr dalam lingkungan wilayah pedesaan para
nelayan Jepang. Asal mulanya adalah perkampungan nelayan, dan kaum
wisatawan yang ingin mengetahui perikehidupan uang masih serba asli
datang menginap di rumah – rumah nelayan yang desebut minshuku, yang
mirip dengan homestay yang terdapat di Kuta Bali.
21. 21. Perkemahan
Dalam
bahasa asingnya disebut camping, adalah tempat yang agak luas
diperuntukan bagi mereka yang sedang mengadakan perkemahan dengan tanpa
dipungut bayaran. Tempat ini mempunyai sifat administrasi dengan
peraturan – peraturan tertentu untuk menyelesaikan segala sesuatu
mengenai fasilitas – fasiltas serta kebutuhan – kebutuhan bagi mereka
yang hendak berkemah. Di tempat itu lalu didirikan kemah – kemah, diatur
secara bersama – sama dengan mereka yang berkemah. Berkemah atau
camping ini sisebut dalam bahasa teknisnya bercaravan.
22. 22. Foresteire
Bangunan
yang terletah di pinggir hutan atau lereng gunung dengan perabotan
sederhana, yang juga menyediakan makanan, disewakan kepada orang – orang
atau kafilah yang tinggal untuk beberapa hari dalam perjalanan mereka
melintasi hutan, gunung atau perbatasan
23. 23. Pusat Peristirahatan
Dalam
bahasa asingnya disebut holiday centre merupakan kelompok bangunan –
banguna yang merupakan kesatuan unit, tempat beristirahat mempunyai
akomodasi baik untuk perorangan maupun rombongan, di mana secara
kesatuan mempunyai tempat makan, hiburan dan fasilitas – fasilitas olah
raga dan rekreasi.
24. 24. Rumah Istirahat
Bahasa
asingnya holiday homes, perumahan di pedesaan atau di tepi pantai atau
di lereng gunung di Eropa yang disediakan oleh organisasi bantuan untuk
keperluan keluarga. Keluarga yang hendak membutuhkan rumah istirahat ini
di musim
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari
kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisatawan adalah
orang yang melakukan kegiatan wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dengan bidang tersebut.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang
bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan/mengusahakan
objek wisata dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha
lain yang terkait dengan bidang tersebut. Objek dan daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kawasan wisata adalah
kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata.
Soekadijo (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Pariwisata memberikan peluang kepada masyarakat untuk berusaha atau berwirausaha, jenis-jenis usaha yang ada kaitannya dengan pariwisata tergantung dari kreativitas para pengusaha swasta baik yang bermodal kecil maupun besar untuk memberikan jasa atau menawarkan produk yang sekiranya diperlukan oleh wisatawan. Usaha pariwisata secara menyeluruh dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, tetapi tidak diibaratkan sebagai pabrik yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi, serta ada produknya. Industri pariwisata adalah keseluruhan usaha-usaha yang dapat dinikmati wisatawan semenjak awal mula proses ketertarikan untuk berwisata, menikmati lokasi daerah tujuan wisata sampai pada proses akhir wisatawan tersebut pulang menginjakkan kakinya sampai di rumah, kemudian mengenangnya.
Damardjati (1992) dalam Karyono (1997) mendefinisikan industri pariwisata sebagai rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama perlawatannya. Usaha-usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan besar, sebagai berikut.
a.Transportasi.
b.Akomodasi dan Perusahaan Pangan.
c.Perusahaan Jasa Khusus.
d.Penyediaan Barang.


Dari ke empat pengelompokan tersebut secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
a.Transportasi
1)Dengan kapal.
2)Dengan kereta api.
3)Dengan mobil dan bus.
4)Dengan pesawat terbang.

b.Akomodasi dan Perusahaan Pangan
1)Jenis akomodasi: hotel, apartemen, sanatorium, bungalow, pondok, perkemahan, pusat peristirahatan, dan sebagainya.
2)Jenis perusahaan pangan: restoran, rumah makan, cafe, warung, kantin. Bar, pub dan sebagainya..
c.Perusahaan Jasa Khusus
Dapat berupa biro perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata, pelayanan angkutan barang atau porter, perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain sebagainya.
d.Penyediaan Barang
Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan atau dijual kepada wisatawan yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata. Barang tersebut dapat berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, soeseki, papan selancar, buah-buahan dan sebagainya. libur dapat menghubungi pengelola dengan sewa sangat murah disetujui kedua belah pihak secara berdamai.
PENGERTIAN DAN JENIS USAHA PARIWISATA
Soekadijo (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Pariwisata memberikan peluang kepada masyarakat untuk berusaha atau berwirausaha, jenis-jenis usaha yang ada kaitannya dengan pariwisata tergantung dari kreativitas para pengusaha swasta baik yang bermodal kecil maupun besar untuk memberikan jasa atau menawarkan produk yang sekiranya diperlukan oleh wisatawan. Usaha pariwisata secara menyeluruh dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, tetapi tidak diibaratkan sebagai pabrik yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi, serta ada produknya. Industri pariwisata adalah keseluruhan usaha-usaha yang dapat dinikmati wisatawan semenjak awal mula proses ketertarikan untuk berwisata, menikmati lokasi daerah tujuan wisata sampai pada proses akhir wisatawan tersebut pulang menginjakkan kakinya sampai di rumah, kemudian mengenangnya.
Damardjati (1992) dalam Karyono (1997) mendefinisikan industri pariwisata sebagai rangkuman dari berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa/layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama perlawatannya. Usaha-usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan besar, sebagai berikut.
a.Transportasi.
b.Akomodasi dan Perusahaan Pangan.
c.Perusahaan Jasa Khusus.
d.Penyediaan Barang.
Dari ke empat pengelompokan tersebut secara rinci dapat dilihat sebagai berikut.
a.Transportasi
1)Dengan kapal.
2)Dengan kereta api.
3)Dengan mobil dan bus.
4)Dengan pesawat terbang.
b.Akomodasi dan Perusahaan Pangan
1)Jenis akomodasi: hotel, apartemen, sanatorium, bungalow, pondok, perkemahan, pusat peristirahatan, dan sebagainya.
2)Jenis perusahaan pangan: restoran, rumah makan, cafe, warung, kantin. Bar, pub dan sebagainya..
c.Perusahaan Jasa Khusus
Dapat berupa biro perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata, pelayanan angkutan barang atau porter, perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain sebagainya.
d.Penyediaan Barang
Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan atau dijual kepada wisatawan yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata. Barang tersebut dapat berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, soeseki, papan selancar, buah-buahan dan sebagainya. libur dapat menghubungi pengelola dengan sewa sangat murah disetujui kedua belah pihak secara berdamai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar